Dinasti Atut sedang terkena prahara. Salah satu strategi penyelamatan Atut adalah memanfaatkan jaringan kekuasaan di DPP Golkar berjalan mulus. Adalah Bambang Soesatyo yang kali pertama menggulirkan scenario Akil Mochtar dijatuhkan Demokrat. Langkah Ratu Atut memang brilian. Bagaimana sebenarnya scenario lanjutan penyelamatan Dinasti Ratu Atut di Banten yang terkait dengan hegemoni Golkar di Banten?
Bambang Soesatyo menyampaikan bahwa
pendongkelan Akil Mochtar itu terkait skandal Century. Intervensi SBY
atas MK akibat ketakutannya SBY jika DPR menggunakan Hak Menyatakan
Pendapat (HMP) yang menuju pemakzulan Boediono dan bahkan SBY. Hal ini
terkait dengan ditemukannya bukti-bukti baru terkait Century termasuk
jelas penjelasan dari Robert Tantular. Kenapa dan motif apa yang
melatarbelakangi serangan DPP Golkar kepada Demokrat dan pembelaannya
terhadap Akil Mochtar?
Pertama, serangan Bambang Soesatyo
adalah lanjutan retorika perlawanan untuk melindungi Ratu Atut dan
Dinasti Politik Atut dan Banten yang korup. Adalah Aburizal Bakrie yang
pertama kali melontarkan pernyataan bahwa Golkar tak melindungi Dinasti
Ratu Atut. Yang namanya politik, pernyataan itu justru diikuti langkah
melindungi Atut.
Kedua, Akil Mochtar - yang diduga
seperti koruptor lainnya memiliki tiga simpanan istri, makanya butuh
obat kuat - adalah kader Golkar. Karena kedekatannya dengan Akil
Muchtar, maka Chairunnisa dan Tulek Wawan memanfaatkan koleganya. Intrik
politik Dinasti Atut untuk memengaruhi hasil Pilkada Lebak sungguh
hebat. Chairunnisa dan Tulek Wawan keduanya adalah kader Golkar. Pun,
jelas Ratu Atut sebagai Ratu Banten pun memiliki kepentingan untuk
memenangkan seluruh kabupaten dan kota di Banten di bawah kekuasaan
Golkar atau anggota Dinasti Ratu Atut.
Ketiga, kekuatan uang Ratu Atut melebihi
yang dibayangkan banyak orang. Dinasti Ratu Atut mengusai 95% APBD
Banten berikut kabupaten dan kota. Hal ini terkait dengan aneka jabatan
mulai dari bupati, walikota, anggota DPRD, para pengusaha lokal semuanya
berkaitan dengan Dinasti Ratu Atut. Keponakan, adik, ipar, mertua,
besan semuanya memiliki jaringan dan kekuatan politik dan kekayaan di
Banten. Para anggota DPRD Banten dan Kota pun adalah kebanyakan
orang-orang Atut. Jelas di sini Golkar memiliki kepentigan.
Keempat, Banten yang menjadi ladang uang
politik bagi Golkar di bawah Atut jelas menimbulkan iri politik PDIP
dan Demokrat. Oleh karena itu, maka PDIP dan Demokra dalam kasus Akil
Muchtar bersatu padu dan bahkan PDIP memiliki menawarkan membantu KPK
segala. Demokrat dan PDIP memiliki kepentingan menjaga Lebak di bawah
Jayabaya tak jatuh ke tangan Dinasti Ratu Atut. Lebak selatan kaya
dengan minyak dan cadangan batubara.
Kelima, perang kepentingan politik
antara Golkar dan Demokrat tak dapat dihindari - karena lewat Akil
Mochtar ini justru sebagai pintu pembuka kotak Pandora kehancuran Ratu
Atut. Golkar akan melindungi Atut dengan segala cara kerana kepentingan
politik dan uang di Banten yang sudah dikuasai dengan sangat kuat oleh
Ratu Atut.
Keenam, Demokrat yang sudah
porak-poranda dengan korupsi tengah mencari cara agar Golkar sebagai
dedengkot korupsi terkuat ke permukaan. PDIP juga punya kepentingan soal
itu. Nah, Banten yang dekat dengan Jakarta diyakini memiliki nilai jual
yang tinggi menjelang 2014.
Kondisi seperti ini menjadi alat
kompromi kebusukan Golkar dan Demokrat. Golkar mengekspos kasus Century,
sementara Demokrat menyoal Dinasti Atut lewat Tulek Wawan, Chairunnisa
melalui Akil Muchtar. Golkar akan melobi KPK untuk terus mengusuk
Century, Hambalang, dan Wisma Atlet, sementara Demokrat akan memengaruhi
KPK untuk mengejar Ratu Atut. Lalu endingnya, akhirnya bagaimana jika
ternyata kasus ini sebenarnya sudah melempem?
Jadi, kasus Akil Mochtar ini menjadi
alat bargaining position soal Century dan Ratu Atut antara Golkar dan
Demokrat. Diyakini, Akil Mochtar tak akan berbicara membuka lebih jauh
hubungan antara dirinya dan Ratu Atut. Meski KPK memiliki rekaman
pembicaraan antara Akil Mochtar dan Ratu Atut, namun pada akhirnya,
karena kepentingan SBY terkait kasus Century, maka kompromi politik
untuk saling menyelamatkan terjadi.
Golkar akan diam dan bungkam seribu
bahasa soal Century, kompensasinya Demokrat tak akan menyerang lagi Akil
Mochtar dan bahkan Demokrat akan menyiapkan Ketua Mahkamah Konstitusi
yang bukan orang Golkar seperti Akil Mochtar. Jika Demokrat menunjuk
Ketua MK seperti Patrialis Akbar misalnya, bisa dipastikan MK akan
seperti Partai Demokrat, melempem dan melindungi SBY ketika HMP (hak
menyampaikan pendapat) terkait berbagai kasus konstitusional terjadi.
Itulah antisipasi ketakutan SBY terkait MK yang garang jika bukan di
bawah Demokrat.
Nah, publik terkecoh dengan apa yang
sedang terjadi. Yang tengah terjadi adalah retorika politik antara
Golkar dan Demokrat dengan sesekali PDIP ikut campur. Ratu Atut, karena
(1) kekuatan lobby politik di Jakarta dan Banten, (2) uang yang begitu
banyak jumlahnya yang bisa digunakan untuk menyuap lebih besar lagi, (3)
pembungkaman Akil Mochtar, (4) tarik-menarik kepentingan soal hakim MK
dan berbagai kasus Century, Hambalang dan lain-lain, maka publik akan
melihat Ratu Atut tak tersentuh oleh hukum.
Oleh : Ninoy N Karundeng - Kompasiana